Pages

حي على الفلاح

حي على الفلاح
Menang bukan berarti tidak pernah kalah, tetapi menang berarti tidak pernah menyerah

Perseverance


Sebuah kenangan indah masa SMA, 2010
When perseverance made you falling in love


[Ingatan]
“Arsan janji, Bu. Arsan akan bawa nama SMA ini ke olimpiade sains nasional. Tahun ini nggak ada satupun yang lolos. Tapi tahun depan, minimal dua dari tiga perwakilan provinsi dari SMA ini. Arsan janji, Bu.” wajahnya serius, Nampak sangat meyakinkan, penuh percaya diri.

“Hahaha.. Arsan.” Bu Irnawati mengusap-usap bahunya sambil tersenyum, “Kamu ini mirip sekali dengan murid Ibu, Syafniwati. Sekarang dia sudah jadi Professor Kimia Analitik di universitas ternama. Ibu percaya, kamu pasti bisa. Nanti kalau kamu lolos di tingkat kota, kamu akan dilatih sama Bu Syafni, jangan lupa sampaikan salam Ibu untuk beliau. Ibu yakin kamu pasti akan jadi orang besar seperti Syafniwati, atau bahkan bisa lebih hebat lagi. Ibu percaya.”
***

Graduation

25 Sept 2016
Sebuah pertemuan antara kebahagiaan dan kesedihan

[Ingatan]
“Karna kamu perempuan paling cantik yang pernah aku temui. Jujur, sangat sulit bagiku melupakan wajahmu. Ini bukan rayuan, ini bukan gombalan. Sungguh. Kamu selalu ada dalam mimpi indahku.”

Surat Ibunda

Selasa, 20 September 2016
Ananda tersayang,
Apakah hidup itu selalu harus memilih?
Apakah kesuksesan itu tak bisa bersanding dengan keluarga?
Apakah selalu ada yang harus dikorbankan?
Jikalau itu sebuah pilihan, mengapa kau tak memilih keluarga?
Apakah kesuksesan lebih membuatmu bahagia?
Ibu tak menyalahkanmu nak,
Ibu hanyalah mengutuk sang waktu,
Yang begitu kejam tak memberimu kesempatan untuk bersama Ibu

Maya

Perasaan itu maya, ia tak bisa diduga
Hanya jujur yang mampu mengungkap
M I C, 4 Mei 2016

            Dua suara motor terdengar dari kejauhan datang mendekat, tak sampai satu menit suara itu terhenti menandakan sudah terparkir di pekarangan. Pekarangannya luas sedangkan motor yang mengisi bisa dihitung dengan jari. Memang tidak banyak penghuni kos yang memiliki motor, mungkin karena lokasi kos bernama Pondok Reza ini cukup dekat dengan kampus, tidak lebih 10 menit dapat ditempuh dengan berjalan kaki santai.
***

“Roy, gue tahu lo suka kan sama Maya? Jujur aja.” Pertanyaan itu seperti gemuruh yang tiba-tiba saja datang di teriknya siang. Entah angin apa yang membawa topik percakapan itu ke dalam kamar itu. Roy hanya terdiam.

Toska (3)

Ketika persahabatan dan pengkhianatan tak lagi terbedakan
Menampilkan sisi kenyamanan dalam ruang ketidaknyamanan

Sebelumnya di Toska (2) 
[… tiba-tiba ada pesan masuk ke telepon selulernya. Dari Neni : ‘Ngakunya anak rohis. Rapatnya sok-sok an pakai tirai, dikasih jarak segala cowok dan cewek. Eh ternyata pacaran juga. Malah ngerebut pacar orang.’ …
… “Kok udah pulang aja! Nggak jalan-jalan dulu sama Fajar! Kemana gitu kek!” …
… “Aku dan Fajar ngga ada apa-apa kok. Beneran.” …]
***
Suara langkah kaki silih berganti di belakangnya. Ada yang pergi ke arah luar, dan ada yang baru datang ke arah dalam. Arah angin pun berganti-ganti mengikuti. Ya, saat itu dia duduk tak jauh dari pintu, di lorong tempat orang berlalu lalang. Jemari tangannya sibuk menekan keyboard laptop. Matanya tampak fokus menatapi layar. Sementara telinga tetap memainkan peranannya di kiri dan di kanan. Ada tiga orang yang baru datang, tak jauh darinya.

Tata Bahasa Minangkabau Sederhana

Oleh : M I C, 27 Jan 2016

Atas permintaan teman-teman yang ingin belajar bahasa minangkabau, ini saya buatkan beberapa formula sederhana untuk mengubah kosa kata dalam bahasa Indonesia ke dalam bahasa minangkabau. Ini akan memudahkan tema-teman dalam menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Minangkabau atau sebaliknya. Akan tetapi tetap saja, dalam dunia bahasa, akan selalu ada kata irregular, yang tak selamanya mengikuti aturan. Sama halnya dengan manusia, ada yang patuh dan ada yang tidak patuh. 
Disini saya membahas 3 hal : tata aturan perubahan kata, partikel 'do' dan 'mah', dan perbedaan makna serapan. Selamat belajar 

Penantian Ikrar Suci

Jodoh itu pasti, tak kan berganti
Maka izinkan ia datang kepadamu, ketika sudah pantas memilikimu


        Ia dan kau tak pernah lagi berjumpa sejak pertemuan suci itu. Kau tahu, selama itu ia bertahan sekuat tenaga berdiri kokoh dalam arus air yang deras. Air, yang mempertanyakannya sebagai seorang lelaki normal tetapi tak pernah pacaran. Air, yang terus menerus menggoyahkan kakinya agar ia hanyut dalam lautan. Lautan yang tak lagi mengenal jernihnya jiwa, beningnya hati, sucinya cinta. Demi siapa? Demi ikrar suci.