Pages

حي على الفلاح

حي على الفلاح
Menang bukan berarti tidak pernah kalah, tetapi menang berarti tidak pernah menyerah

Sebelum Buku Tahun Ini Usai

        Tak terasa kini telah tiba di akhir buku yang berjudul 2013. Subhanallah. Di saat cover belakang hanya tinggal menghitung hari. Sedikit lagi saja, bahkan kurang dari 1 minggu. Dan yang teringat dan sampai sekarang terasa adalah lelah bercampur bahagia. Lalu pada bab berapa tentang duka? Pada bab halaman berapa tentang kesedihan, putus asa, hilang arah?
        Mungkin buku ini terlalu tebal, akan sangat sulit bagi saya jikalau Anda bertanya tentang bab itu apalagi menyuruh saya kembali pada halaman itu. Untuk apa mencari lagi semua hal yang hanya akan menghentikan tawa, memasamkan senyuman, melipat kegembiraan? Bab itu pasti ada pada buku ini. Tentu saja, jelas tidak mungkin tidak ada. 
        Wajar saja, karena saya kini sedang berjalan di atas jalan kehidupan, bukan jalan tol yang luas, lapang, dan bebas hambatan. Jalanan ini lebih gila dari sekedar sirkuit balapan, semua pembalap bisa melaju kencang tanpa khawatir ban mereka akan bocor. Hanya berliku-liku dan beberapa tikungan tajam. Namun jalan kehidupan tidak hanya berliku, jalanannya pun tak rata, banyak kerikil tajam. Tidak jarang terluka berdarah-darah dalam perjalanan ini sementara tidak ada tempat untuk istirahat. Pun tidak ada tempat yang setidaknya sekedar duduk bersandar mengusap peluh sambil mengeringkan luka. Jalanan ini sangat ramai kawan! Semua sibuk berjalan dengan kakinya sendiri, di matanya hanyalah tujuan dan ambisi. 
        Jadi untuk apa membuka lagi lembaran-lembaran duka itu? Useless! Yang jelas kini kita telah tiba di bab penutup. Disini ada kesimpulan perjalanan hidupmu, ada pula saran untuk perbaikan diri di tahun depan. Bab ini yang paling penting. Koreksi dan evaluasi semua kesalahan.
Pohon pisang pantang berbuah dua kali
-jangan lakukan kesalahan yang sama di tahun depan.
Usah baulang bak maungkik batu dibancah, bak manjunjuang kabau sikua 
-jangan ulangi lagi pekerjaan sia-sia, itu hanya akan memberatkan dan menambah beban hidup.
        Waktu-waktu perlahan akan habis, buku baru yang berjudul 2014 pun akan terbuka. Tersenyumlah sebelum buku ini benar-benar berganti. Rasakanlah karunia Tuhan yang Maha Besar ada menemani sepanjang jalan. Dan karena itulah mengenang perjalanan di akhir ini menjadi indah.
        Hidup itu memang untuk dinikmati. Jangan gunakan lagi prinsip bersusah-susah dahulu, bersenang2 kemudian. Seharusnya prinsip kita adalah bersenang-senang dahulu, kini dan kemudian. Bukankah kita selalu berdoa agar dianugerahkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat? Artinya, ya hidup itu emang seharusnya untuk bahagia. 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar