Iodium-125 dihasilkan
melalui reaksi aktivasi neutron dengan menembak sasaran isotop Xe-124 dengan
neutron termal. Penembakan ini menghasilkan radioisotop Xe-125 yang selanjutnya
meluruh menjadi I-125 (Awaludin, 2005).
124Xe
+
1n à
125Xe à 125I
Radioaktivitas 125Xe dapat dihitung menggunakan
persamaan (1) berikut :
AXe-125 = NXe-124σφ
(1-e-λXe-125 t)
Di mana,
AXe-125 :
Radioaktivitas xenon-125 (Bq)
NXe-125 : Jumlah atom
isotop 124Xe (atom)
σ
: Tampang lintang reaksi 124Xe(n,γ) 125Xe
(barn)
φ
: Fluks neutron (ns-1 cm-2)
λXe-125 :
Konstanta peluruhan 125Xe (s-1)
t : Waktu iradiasi (s)
Iodium-125 dapat
diproduksi melalui sasaran isotop Xe-124, baik menggunakan xenon diperkaya
maupun xenon alam. Iodium-125 dengan radioaktivitas yang tinggi dapat diperoleh
menggunakan xenon diperkaya. Hal ini disebabkan karena xenon alam mengandung
isotop Xe-124 dengan kelimpahan yang kecil (0,1%) (Awaludin, 2005).
Tabel 1.
Jenis-jenis isotop xenon yang diiradiasi dalam gas xenon alam
(Awaludin, 2005)
No.
|
Isotop
|
Kelimpahan (%)
|
Isotop yang terbentuk
|
Waktu Paruh
|
Tampang Lintang Reaksi (barn)
|
1.
|
Xe-124
|
0,10
|
Xe-125
|
17 jam
|
137
|
2.
|
Xe-126
|
0,09
|
Xe-127
|
36,5 hari
|
3,1
|
3.
|
Xe-128
|
1,91
|
Xe-129
|
Stabil
|
-
|
4.
|
Xe-129
|
26,4
|
Xe-130
|
Stabil
|
-
|
5.
|
Xe-130
|
4,1
|
Xe-132
|
Stabil
|
-
|
6.
|
Xe-131
|
21,2
|
Xe-132
|
Stabil
|
-
|
7.
|
Xe-132
|
26,9
|
Xe-133
|
5,24 hari
|
0,40
|
8.
|
Xe-134
|
10,4
|
Xe-135
|
9,1 jam
|
0,27
|
9.
|
Xe-136
|
8,9
|
Xe-137
|
3,82 menit
|
0,26
|
Di Indonesia, BATAN
menggunakan fluks reaktor dengan nilai 3 x 1013 ns-1 cm-2.
Lama iradiasi dihitung sampai dengan waktu 96 jam. Iradiasi selama 96 jam telah
lebih dari 5 kali waktu paruh Xe-125 sehingga radioaktivitas yang didapatkan
telah mendekati radioaktivitas jenuhnya. Jika menggunakan xenon alam, perhitungan
untuk radioisotop lain juga digunakan persamaan (1) dengan menggantikan jumlah
sasaran, tampang lintang reaksi inti dan konstanta peluruhan radioisotop yang
dihasilkan. Selanjutnya Xe-125 menjadi I-125, waktu peluruhan dihitung sampai
dengan 10 hari. Selama waktu tersebut hampir seluruh Xe-125 telah meluruh
menjadi I-125 karena telah lebih dari 10 kali waktu paruh. Xenon-125 yang
tersisa tinggal kurang dari 0,1% dari jumlah semula (Awaludin, 2005).
Pembuatan Larutan Na 125I
Pada produksi I-125 di
BATAN, setelah gas xenon diiradiasi, gas xenon ditarik/dipindahkan menggunakan cryogenic system ke botol peluruhan.
Botol peluruhan ini sebelumnya telah dikosongkan. Apabila menggunakan gas xenon
alam, tiap-tiap radioisotop tersebut selanjutnya meluruh menjadi isotop anak
masing masing. Untuk Xe-125 meluruh menjadi I-125 yang merupakan produk yang
diharapkan. Selanjutnya, seluruh permukaan botol peluruhan dibasahi dengan 3 ml
NaOH sehingga seluruh I-125 dapat dilarutkan menghasilkan larutan Na 125I
(Awaludin, 2005).
Untuk keperluan terapi
dan diagnosis, larutan Na 125I harus memenuhi persyaratan kadar
kemurnian radiokimia 125I- diatas 98%, dengan pengotor 125IO4-,
125IO3-, 125I2 berada
dalam batas <2%. Cara meningkatkan kemurnian 125I- ada
2 cara :
1.
Dengan Natrium Metabisulfit (Na2S2O5)
Larutan
Na 125I dicampurkan dengan Na2S2O5 0,3
N dala perbandingan volume 100 : 4 selanjutnya divortex hingga homogen. Cara
ini kurang diminati karena natrium bisulfit tidak dapat dipisahkan yang
menghambat kerja 125I- (Maiyesni et al, 2013).
2.
Dengan Reduktor Jones
Reduktor Jones
adalah suatu zink amalgama/merkuri amalgama yang dibuat dari campuran serbuk Zn
dan larutan HgCl2 2% lalu dibiarkan selama 10 menit sampai terbentuk
serbuk amalgama. Amalgama dipisahkan dari larutan HgCl2 dengan cara
dekantasi menggunakan air demineral secukupnya beberapa kali. Reduktor Jones
dimasukkan ke dalam kolom kromatografi, kemudian larutan Na 125I
dilewatkan ke dalam kolom tersebut beberapa kali. Pekerjaan ini dilakukan di
dalam hot cell yang dapat mengurangi
paparan radiasi terhadap operator. Reduktor Jones berbentuk padatan dan
bersifat inert sehingga mudah dipisahkan dan tidak bereaksi secara kimia dengan
Na 125I dalam larutan (Maiyesni et al, 2013)
Pembuatan Iodium-125 Seeds
Dalam perkembangan teknologi kedokteran nuklir, 125I
lebih efektif dalam membunuh kanker jika dibuat dalam bentuk seed yang kecil
diimplan ke jaringan kanker. Cara ini dapat meminimalisasi efek samping radiasi
terhadap organ lain (Slihikah et al, 2011).
Kawat perak berukuran
0,5 x 3,0 mm dicuci dengan aseton selama 5 menit menggunakan ultrasonik
selanjutnya dicuci dengan 1 ml HCl 3 M selama 15 menit lalu dicuci dengan
aquabidest hingga air cucian meiliki pH netral. Proses pengeringan dilakukan
dengan penyinaran IR dilanjutkan tahap adsorpsi PdCl2 dengan
pemanasan konstan 70oC. Ini bertujuan untuk membantu penempelan 125I.
Selanjutnya kawat perak tersebut direndam dalam larutan 125I sampai
teradsorpsi sebagai Ag125I. Tahap terakhir adalah pembungkusan
dengan kapsul titanium melalui pengelasan laser. Titanium dipilih karena sifat
kesesuaian dengan organ biologi (Slihikah et al, 2011).
Bentuk Iodium-125 Seed buatan BATAN untuk Brachytheraphy
Tidak ada komentar :
Posting Komentar