Pages

حي على الفلاح

حي على الفلاح
Menang bukan berarti tidak pernah kalah, tetapi menang berarti tidak pernah menyerah

Transformasi Tahun Baru

        Tahun ini akan sangat berbeda bagi saya. Ketika di tahun lalu saya mengambil sebuah keputusan yang berat. Kini pun demikian. Hidup memang selalu dihadapi dengan bermacam-maca pilihan. Ada yang bisa memilih lebih dari satu, dan ada juga yang hanya bisa satu pilihan. Tentunya semua ada konsekuensinya masing-masing. Sebagai manusia, kita harus percaya, semua akan dipertanggungjawabkan. Konsekuensi itu adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban manusia di dunia. Di akhirat, hanya Allah Yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana, Hakim Yang Seadil-adilnya.

        Sebelumnya saya telah menutup Buku 2013 tetapi untuk membuat sebuah transformasi baru, ada baiknya saya membuka lagi buku-buku kehidupan di tahun sebelumnya. Jika membuka lagi buku 2012, saya memutuskan untuk hidup di tiga dunia : akademis perkuliahan, non akademis organisasi dan kepanitiaan, serta part time guru les. Semua saya jalani dengan enjoy. Saat itu kuliah (semester 2) bagi saya cukup santai sehingga banyak waktu luang yang menurut saya akan sangat sia-sia jika hanya digunakan untuk tidur-tiduran sambil nonton di kamar kosan. Awal januari saya putuskan untuk mendaftar sebagai staff di salah satu departemen di Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Fakultas.  Sebulan kemudian saya mendaftar sebagai guru les privat di banyak lembaga, dan alhamdulillah saya diterima di beberapa lembaga diantaranya. Namun, waktu saya masih saja banyak tersisa. Dua bulan kemudian saya bertemu dengan teman yang sedang mengurusi bimbingan belajar di Depok khusus untuk persiapan SNMPTN, dan dia pun menawarkan kepada saya sebagai pengajar disana. Tanpa pikir panjang, saya langsung menerima tawaran itu. Lembaga privat pun semakin gencar menawarkan saya lebih banyak jam untuk mengajar. Alhamdulillah, saya syukuri dengan amat sangat. Bulan Mei hingga Juni 2012 adalah bulan tersibuk, saat ketiga dunia ini harus saya kejar : UAS, deadline kepanitiaan dan organisasi, ngajar persiapan SNMPTN intens. Setelah itu, semua seperti menuruni sebuah bukit. Organisasi dan kepanitiaan mulai sepi dengan job, satu per satu murid saya cancel karena dunia perkuliahan mulai memasuki babak baru dan lebih berat.
        Lanjut ke lembaran 2013, saya tetap menjalani tiga dunia ini hingga sampailah saya tiba di titik jenuh. Dunia perkuliahan lebih berat lagi, saya juga diberikan amanah lebih di dalam organisasi. Akhirnya saya memutuskan meninggalkan satu dunia saya, saya tidak lagi bekerja part time. Saya diberi amanah, yang mungkin beberapa orang kira itu hanyalah amanah yang sepele dibandingkan sebagai ketua, pengurus inti atau badan pengurus harian di sebuah organisasi. 
        Perlahan jiwa ini merasakan ada yang hilang. Ya, enam bulan lebih saya tidak mengajar lagi. Saya rindu bercengkrama dengan anak-anak SMA, tertawa, terkadang saya juga bertukar pikiran dengan orangtua murid. Mungkin memang saya salah dalam mengambil keputusan. Ketika keputusan saya mengambil jalan organisasi, maka saya kehilangan jiwa yang lebih senang bertukar pikiran daripada mondar-mandir, membuat laporan, minta tanda tangan, dan mengurus ini itu dalam sebuah organisasi. Namun, keputusan ini juga yang membuat saya mengerti dunia organisasi lebih dalam. Saya tahu bagaimana cara membuat sebuah acara, cara berkoordinasi, dan banyak hal lain. Ini yang disebut dengan konsekuensi yang saya sebut di atas.
        Ada satu hal yang membuat saya melakukan transformasi di tahun 2014 ini. Sebuah kalimat dari dosen Wajar jika apoteker Indonesia itu kurang dianggap di masyarakat dibandingkan dokter, knowledge dan experience saat menjadi mahasiswa sangat minim. Padahal di Amerika dan Eropa, apoteker (pharmasist) itu jauh lebih dikenal masyarakat dibandingkan dokter. Masyarakat lebih memilih bertanya kepada apoteker dibandingkan kepada dokter. Dan sebuah kalimat dari teman mahasiswa kedokteran, Oh ada ya namanya swamedikasi? Yang kita tahu kalian cuma baca resep, trus ngasih obat ke pasien. Pernah tahu sih ada namanya edukasi, kayak ngasih penjelasan tentang obat. Walaupun saya panjang lebar menjelaskan itu semua, percaya lah itu semua percuma jika tidak ada langkah konkret dari kita untuk belajar mati-matian seperti mereka. Saya melihat teman-teman FK itu, bahkan sampai tidak tidur demi belajar, itu mereka lalukan hampir setiap hari. Malu saya dengan teman-teman saya (termasuk saya mungkin) yang belajar hanya ketika mau ujian. Isi segelas sepenuhnya lantas kosongkan (Chairil Anwar, Kepada Kawan). Begitulah mungkin prinsip saat masa ujian. Saya ingat ketika saya dengan 4 rekan saya berorasi di depan mahasiswa baru, memberikan semangat juang agar profesi apoteker lebih baik lagi, lebih dikenal masyarakat, itu semua tak lebih dari sekedar kata-kata manis pembangkit semangat tanpa aksi nyata. Tak akan pernah ada perubahan tanpa ada pergerakan rekan-rekan! Perlahan saya mulai mencerna makna yang saya orasikan itu. Dan kini tiba saatnya.
        Ya, inilah transformasi saya di tahun 2014, fokus ke satu dunia, dunia perkuliahan, dunia yang memang niat saya sebagai mahasiswa, dunia yang di dalamnya ada niat, doa dan harapan orangtua. Saya ingat kata-kata dari senior dan juga dari dosen Kamu itu mahasiswa farmasi, nantinya juga akan ketemu dengan orang farmasi yang ujung-ujungnya bakalan bicara tentang farmasi, jadi kalau mau sukses kuasai farmasi secara menyeluruh, jangan stengah-stengah, apalagi biarkan mengalir begitu saja. Belajar itu ya saat jadi mahasiswa, dunia kerja cuma butuh hasil kamu selama jadi mahasiswa, jika ga bisa, malu. Mau belajar lagi, butuh waktu lagi, bahkan sudah males. Jadi manfaatkan saja waktu sekarang. Saya yakin rekan-rekan organisator dan aktivis menentang kalimat itu. Mereka berpendapat kalau dunia kerja butuh soft skill yang tidak dapat di dunia perkuliahan. Memang benar. Tapi inilah hidup. Usai berjalan, lagi-lagi kita selalu saja bertemu sebuah persimpangan, dihadapkan dengan banyak jalan ke depannya. Kita yang memilih, kita yang menerima konsekuensinya. 

....Betapa ajaib hidup ini... Hidupkan lagi mimpi-mimpi, cita-cita, yang lama kupendam sendiri....
Ini Transformasiku. Hidup Mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia!

Tidak ada komentar :

Posting Komentar