Pages

حي على الفلاح

حي على الفلاح
Menang bukan berarti tidak pernah kalah, tetapi menang berarti tidak pernah menyerah

Suku dan Marga

Sejak saya mulai merantau, tepatnya bulan Juni 2011. Kecintaan saya dengan budaya Minangkabau semakin hari semakin bertambah. Bahkan tidak hanya saya sebagai orang Minangkabau, Salah seorang ilmuwan budaya Perancis, Gérard Moussay menulis buku yang berjudul "La Langue Minangkabau" yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "Tata Bahasa Minangkabau" (ada di perpustakaan pusat UI).

Metamorfosis Si Anak Pagambiran

Cerita ini dimulai pada tanggal 4 Juli 1993. Seorang anak laki-laki lahir dalam suasana tegang dan harap-harap cemas di sebuah Rumah Sakit Bersalin An-Nisa. Anak itu diberi nama Muhammad Ikhsan. Dia adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Tepatnya dari tujuh bersaudara, namun Allah sangat mencintai dua orang kakaknya sehingga mereka dipanggil Allah tidak lama setelah mereka dilahirkan. Mereka adalah Jasirman (1981) dan Jasimnar (1982). Wajar jika kelahiran anak laki-laki yang baru ini sangat dicemaskan. Ayahnya yang bernama Jaratin Munas masih menyimpan memori pahit dan duka kehilangan dua anak berturut-turut. Dulu memang. Sebelas tahun lalu. Sebelas tahun berjalan cukup meredakan duka itu, tapi tidak akan pernah bisa menghapusnya.

Makna Sebuah Nama

Perkenalkan nama saya Muhammad Ikhsan Chaniago Mandaliko bin Jaratin Munas. Itu nama asli? Ya. Tetapi nama yang tertera di akta kelahiran saya hanya dua kata pertama, Muhammad Ikhsan. Muhammad merupakan nabi dan rasul akhir zaman yang menjadi panutan dan teladan seluruh umat Islam.